Sudah menjadi pemahaman umum bahwa masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya, termasuk generasi mudanya.
Pendidikan karakter memegang peran strategis dalam menyiapkan generasi penerus yang, selain tentu saja cerdas, juga bermoral dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya, sesamanya dan lingkungannya.
Dalam konteks globalisasi dan era revolusi industri 5.0, generasi muda terutama Gen Z kini menghadapi berbagai tantangan berat seperti informasi tanpa batas, krisis identitas serta pergeseran nilai-nilai budaya.
Maka, tepat kiranya pemerintah melalui Kemendikdasmen sejak dini sudah menerapkan pendidikan karakter bagi para anak didik melalui kebiasaan sehari-hari.
Pasalnya, pendidikan karakter adalah benteng pertahanan paling utama dalam menjaga integritas moral dan intelektual generasi muda di tengah kerasnya kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang.
Di samping itu, pendidikan karakter juga bisa menjadi solusi atas berbagai persoalan kronis bangsa yang hingga kini makin parah dan juga kerap menyasar kaum muda, seperti korupsi, intoleransi, ketidakadilan hukum, ketimpangan ekonomi, kerakusan yang menjadi trend, budaya konsumsi yang berlebihan, penyalahgunaan narkoba, penyelewengan ajaran-ajaran agama dst.
Di tengah menyeruaknya persoalan-persoalan kebangsaan seperti ini, nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan semangat kebangsaan yang ditanamkan sejak dini dapat membentuk pribadi yang memiliki kesadaran moral dan etika tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Majid dan Andayani, 2011: 50).
Lebih jauh lagi, pendidikan karakter juga mendukung terciptanya iklim pembelajaran yang inklusif, kolaboratif dan humanis.
Dengan karakter yang kokoh, peserta didik akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan dengan sikap positif dan optimis, serta mampu berkontribusi secara konstruktif dan produktif bagi pembangunan nasional dan peradaban global.
Penulis adalah Staf peneliti di Mulyodadi Social Science Foundation (MSSF) Yogyakarta Muhammad Muhibbuddin.
Leave a Comment